Selasa, 03 Mei 2011

JERITAN......

Benar apa yang sering dikatakan oleh mama, papa, saudara, dan guru-guru saya. Kehidupan di bangku kuliah itu sangat jauh berbeda dibandingkan dengan bangku SMA, SMP, SD. Hal ini terasa oleh saya pada saat ini. Mulai dari pengetahuan, pelajaran, bahkan pergaulan.
Dimasa kuliah, pergaulan adalah perubahan yang paling utama saya rasakan pada saat ini. Kekayaan, fisik, merupakan hal pokok yang dipertimbangkan dalam memilih teman. Hal ini saya alami pada diri saya. Jujur, saya merasa tidak nyaman dengan kehidupan saya sekarang. Adanya memilih-milih teman, itu hal yang paling saya tidak suka.
Dari saya sekolah di bangku Sekolah Dasar hingga SMA, baru kali ini saya tidak merasa nyaman. Di kelas, masing-masing orang mempunyai kubunya masing-masing yang sering kita sebut “GENG”. Ada geng ini lah, geng itulah, pokoknya bermacam-macam geng. Bagaimana kebersamaan di angkatan saya akan terasa bila masing individu mempunyai ego masing-masing? Berteman dengan gengnya, belajar dengan gengnya, bermain dengan gengnya, dan banyak lagi yang dilakukan hanya dengan gengnya.
Coba kita pikir, apakah itu baik untuk kita? Apa itu baik untuk dimasa yang akan datang? Ingat!!! Di dunia pekerjaan, kita tidak selama nya akan selalu bersama geng. Kita dituntut untuk bisa besosialisasi dengan orang lain. Bila dari sekarang kita selalu hanya bergantung kepada geng, apa nanti kita bisa bersosialisasi dengan orang lain?
Saya rindu dengan masa-masa SD, SMP,dan SMA. Pada masa itu saya tidak pernah merasa kecewa sebesar ini. Dahulu saya tidak diajarkan oleh guru, orang tua untuk mempunyai geng. Dari kecil saya diajarkan oleh kedua orangtua saya untuk bersosialisasi dengan orang lain. Tidak pernah membeda-bedaka teman. Semuanya sama.
Masih teringat di benak saya pada saat pertama kali saya menginjak Sekolah Menengah Atas pada kelas X. Memang, pada saat itu di kelas saya ada teman yang membentuk geng. Namun walaupun demikian, geng tersebut mampu bersosialisasi dengan yang lainnya. Hingga pada akhirnya tidak ada yang namanya geng-gengan di kelas.
Hal yang paling berkesan di masa SMA adalah saat saya menginjak kelas XI IPA 3. Kelas kita termasuk kelas yang paling kompak. Rasa kekeluargaan terjalin sangat erat. Bila ada masalah, kita selalu menyelesaikannya secara bersama-sama. Kami selalu belajar bersama, bermain bersama, bercanda bersama, bahkan menangis bersama pun selalu kita lakukan.
Tetapi apa yang terjadi di bangku kuliah saya pada saat ini? Tidak adanya rasa kekeluargaan, mempunyai ego masing-masing, belajar masing-masing hanya bersama gengnya saja, bermain bersama geng. Tidak adanya kebersamaan, hanya ada pada saat dibutuhkan saja.
Apa dengan seperti itu kita akan merasa bahagia?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar