Selasa, 03 Mei 2011

Manusia Lahir Sempurna

Manusia dilahirkan dengan perasaan mampu melakukan segalanya. Sebelum kemudian dikacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya. Perasaan mampu itu ditunjukkan dengan keberanian melakukan sesuatu. Perhatiknlah tingkah laku bayi berusia 8-9 bulan ke atas ketika ia baru mulai bisa duduk dan mencoba untuk menirukan orang-orang dewasa di sekitarnya. Dia akan mengeksplorasi dunianya dengan penuh keberanian walaupun tubuhnya belum siap untuk itu. Karena di kepalanya ia belum memiliki konsep bahwa ia tidak mampu.
                Dia akan terus bersemangat mencoba melakukan segala hal baru dengan antusias dan tekun. Semua dihadapi 100% dengan penuh smangat, tawa, dan air mata. Suatu totalitas keikhlasan yang sempurna. Ia kerahkan segala yang ia punya sampai kemudian-jika ia kurang beruntung-berangsur-angsur mulai masuk pesan-pesan ketidakmampuan dari lingkungan yang dipenuhi oleh kata-kata “jangan”, “tidak boleh”, atau “tidak bisa”. Sang bayi ikhlas itu pun mulai meragukan potensi dirinya.
                Perasaan bahwa Anda sanggup menentukan dan merancang kehidupan Anda sendiri sebenarnya kuat terasa di dalam hati Anda. Terbukti setiap kali usaha Anda dikecilan oleh orang lain Anda akan merasa tidak senang. Tetapi meskiun perasaan bisa itu merupakan fitrah kelahiran manusia,  pada saat masuk ke dalam masyarakat ia akan “dipaksa” untuk menerima “kesepakatan bersama” bahwa ia hanya akan berhasil,
Kalau punya banyak uang,
Kalau punya banyak pengetahuan,
Kalau punya ijazah dari luar negeri,
Kalau punya koneksi orang dalam,
Kalau punya modal yang cukup,
Kalau punya tubuh ramping,
Kalau diberi kesempatan,
Dan beragam “kalau” yang tidak mungkin ia bisa penuhi semuanya.
                Buku ini akan mengingatkan kepada Anda bahwa Anda sudah dikaruniai berkah kelahiran yang luar biasa untuk bisa berhasil di dalam apa pun rencana keberhasilan Anda. Bahwa default factory setting (baca:fitrah) semua manusi adalah untuk berhasil. Bahwa Tuhan menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan. Bahwa kegagalan bukanlah nasib, melainkan serangkaian keputusan yang kurang tepat, dan selalu bisa di-reset, diputar kembali ke arah keberhasilan.
-QUANTUM IKHLAS-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar