Jumat, 11 Februari 2011

Subhanallah....

Kejadian ini merupakan kisah nyata. Tidak ada rekayasa sedikitpun. Mudah-mudahan kisah ini menjadi pelajaran buat kita.
                Berawal dari cerita nenek saya pada hari jumat tanggal 04 februari 2011. Pada hari itu tepat 7 harinya kakek saya meninggal, lebih tepatnya adiknya kakek saya yang sudah saya anggap seperti kakek saya sendiri. Hari itu nenek saya menceritakan mengenai kisah hidup kakek.
Berawal dari kelas VI SD kakek saya tinggal di Panawangan, kabupaten Ciamis. Sebenarnya kakek lahir di kota Sukabumi tepatnya di daerah Jampang. Kakek ikut bersama kakaknya (kakek kandung saya) ke kota Ciamis (Panawangan) pada saat beliau menginjak bangku sekolah dasar kelas VI. Beliau disekolahkan oleh orangtua nenek saya. Nenek saya pun menganggapnya dia seperti saudara. Dan lima tahun kemudian nenek menikah kakaknya beliau (kakek kandung saya).
Dan beberapa tahun kemudian kakek menikah dengan saudaranya nenek saya. Kakek bekerja di sebuah sekolah dasar yaitu sebagai guru agama. Dan akhirnya beliau diberi tugas yaitu sebagai pegawai di KUA (Kanto Urusan Agama). Tahun demi tahun beliau lewati dengan penuh perjuangan. Dan akhirnya tugas pun selesai. Beliau pensiun dari jabatannya. Sesudah pensiun, beliau sehari-hari menyibukan dirinya dengan berceramah di setiap mesjid, dagang, bertani untuk menghidupi keluarganya. Beliau adalah sosok kakek yang luar biasa. Beliau tidak pernah memandang orang sebelah mata. Beliau selalu memperlakukan orang dengan sama. Tidak ada yang namanya kaya atau miskin, kuat atau lemah, pintar atau bodoh, semuanya sama. Beliau mempunyai tutur kata yang lembut, sopan.
Hingga pada suatu hari, beliau berceramah mengenai  syakaratul maut. Beliau menjelaskan bahwa “setiap manusia, semua manusia pasti akan mengalami yang namanya kematian. Tanpa terkecuali. Namun setiap orang berbeda bagaimana mereka dicabut nyawanya oleh Allah SWT.” Beliau menjelaskan bahwa “bila ada seseorang pada saat syakaratul maut mata sebelah kanan membuka, bahwa dia adalah ahli surga. Artinya bahwa dia sedang melihat surga. Dan apabila mata sebelah kiri membuka, bahwa di adalah ahli neraka. Artinya bahwa dia sedang melihat neraka.” Itu adalah salah satu ceramah yang pernah beliau sampaikan kepada para jamaahnya.
Namun Allah SWT. berkehendak lain. Pada usianya yang menginjak 60 tahunan lebih, beliau dipanggil oleh sang Maha Penguasa yakni Allah SWT. Beliau dipanggil oleh-Nya pada saat bertani yang ditemani oleh cucunya. Beliau dipanggil oleh-Nya tanpa sakit terlebih dahulu. Tepat pukul 11 siang beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Dan subhanallah,,,mata sebelah kanan beliau membuka. Yang artinya beliau sedang melihat surga sebagaimana yang pernah beliau sampaikan pada saat berceramah di depan para jamaahnya. Subhanallah,,Maha Besar Allah. Engkau tela menunjukkan kebesaran-Mu Ya Rabbi.
Semoga kisah nyata ini bisa menjadi pelajaran buat kita. Bila suatu saat nanti Allah SWT. mengambil nyawa kita, semoga kita dalam keadaan husnul khotimah. Dan bis menikmati indahnya surga. Amin Ya Rabb...